IKTIOLOGI berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “Ichthyes” yang artinya
ikan dan “Logos” artinya ilmu. Dengan demikian Ikhtiology adalah suatui
ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya
(Buku Diktat Ikhtiology, 1989)
ikan dan “Logos” artinya ilmu. Dengan demikian Ikhtiology adalah suatui
ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya
(Buku Diktat Ikhtiology, 1989)
Ikan Sebelah
Ikan Sebelah (Psettodes erumeri) memiliki klasifikasi yaitu: Ordo: Heterosomata, Famili: Psettodidae, Genus: Psettodes, Spesies: Psettodes erumeri. Ikan
sebelah merupakan ikan yang tergolong ke dalam kelompok ikan yang
memiliki tubuh non bilateral simetris, karena apabila tubuh ikan ini
dibelah dua secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak
mencerminkan bagian yang sebelah kiri. Ikan ini memiliaki bentuk tubuh
pipih mendatar.memiliki rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak
dari tubuhnya hampir sama. Ikan-ikan ini di iIndonesia tidak begitu
ekonomis disebabkan tubuhnya tidak begitu besar dan jumlahnya tidak
banyak (Djuhanda, 1981).
Djuhanda(1981), menyatakanikan
sebelah adalah ikan yang tergolong ikan non bilateral simetris, karena
apbila ikan tersebut dibelah secara membujur/ memanjang mulai dari
ujung tengah mulut sampai kepangkal ekor tidak menghasilkan kedua
bagian yang serupa.ikan ini mempunyai rahang dan susunan gigi pada
kedua bibir hanpir sama. ikan ini kurang di minati oleh pembeli, dan
sedikit susah mendapatkannya dipasaran.
Djuhanda
(1984), menyatakan ikan sebelah rahang dan susunan gigi pada kedua
belah pihak dari tubuh hampir serupa. Jenis-jenis ikan ini di Indonesia tidak begitu penting dalam ekonomi, disebabkan tubuhnya tidak begitu
besar dan jumlahnya pun tidak banyak. Lain lagi dengan di Eropa, ikan
sebelah dari laut utara, adalah yang panjangnya dua meter. Ikan sebelah
di Indonesia yang besarnya cukup lumayan misalnya psettodes eumei yang disebut ikan langkau, panjangnya dapat mencapai 50 cm, tetapi terdapat jarang sekali. Di luar Indonesia ikan langkau terdapat juga di Jepang, Madagaskar dan pantai Timur
Afrika. Yang lainnya ukuran tubuhnmya kecil-kecil, antara 10-20 cm dan
didapatkannya tidak begitu banyak.
Axelrod et al.(1987) mengatakan ikan Bawal (Stromateus Sp) merupakan ikan karnivora, panjang tubuh maksimum 40 cm, hidup pada perairan optimum dan Ph optimum 5,8 .
Ikan Bawal
Ikan Bawal (Stromateus Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan Carangidae. Bentuk
badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk
belah ketupat . Ikan Bawal ini merupakan herbivora yang cendrung
bersifatomnivora, selain suka melalap tumbuhan ia juga suka memakan udang ataupun ikan-ikan kecil dan hewan lainnya (Tatang, 1981)
Ikan Sebelah (Psettodes erumeri) memiliki klasifikasi yaitu: Ordo: Heterosomata, Famili: Psettodidae, Genus: Psettodes, Spesies: Psettodes erumeri. Ikan
sebelah merupakan ikan yang tergolong ke dalam kelompok ikan yang
memiliki tubuh non bilateral simetris, karena apabila tubuh ikan ini
dibelah dua secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak
mencerminkan bagian yang sebelah kiri. Ikan ini memiliaki bentuk tubuh
pipih mendatar.memiliki rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak
dari tubuhnya hampir sama. Ikan-ikan ini di iIndonesia tidak begitu
ekonomis disebabkan tubuhnya tidak begitu besar dan jumlahnya tidak
banyak (Djuhanda, 1981).
Djuhanda(1981), menyatakanikan
sebelah adalah ikan yang tergolong ikan non bilateral simetris, karena
apbila ikan tersebut dibelah secara membujur/ memanjang mulai dari
ujung tengah mulut sampai kepangkal ekor tidak menghasilkan kedua
bagian yang serupa.ikan ini mempunyai rahang dan susunan gigi pada
kedua bibir hanpir sama. ikan ini kurang di minati oleh pembeli, dan
sedikit susah mendapatkannya dipasaran.
Djuhanda
(1984), menyatakan ikan sebelah rahang dan susunan gigi pada kedua
belah pihak dari tubuh hampir serupa. Jenis-jenis ikan ini di Indonesia tidak begitu penting dalam ekonomi, disebabkan tubuhnya tidak begitu
besar dan jumlahnya pun tidak banyak. Lain lagi dengan di Eropa, ikan
sebelah dari laut utara, adalah yang panjangnya dua meter. Ikan sebelah
di Indonesia yang besarnya cukup lumayan misalnya psettodes eumei yang disebut ikan langkau, panjangnya dapat mencapai 50 cm, tetapi terdapat jarang sekali. Di luar Indonesia ikan langkau terdapat juga di Jepang, Madagaskar dan pantai Timur
Afrika. Yang lainnya ukuran tubuhnmya kecil-kecil, antara 10-20 cm dan
didapatkannya tidak begitu banyak.
Axelrod et al.(1987) mengatakan ikan Bawal (Stromateus Sp) merupakan ikan karnivora, panjang tubuh maksimum 40 cm, hidup pada perairan optimum dan Ph optimum 5,8 .
Ikan Bawal
Ikan Bawal (Stromateus Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan Carangidae. Bentuk
badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk
belah ketupat . Ikan Bawal ini merupakan herbivora yang cendrung
bersifatomnivora, selain suka melalap tumbuhan ia juga suka memakan udang ataupun ikan-ikan kecil dan hewan lainnya (Tatang, 1981)
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat besar dan gepeng seperti
belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh panjang D
VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya
didasar perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya
dimuara-muara sungai besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas,
putih perak bagian bawah. Siripnya agak gelap. Perbedaanya dengan bawal
hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini termasuk ikan
ekonomis yang banyak dijual dipasar-pasar(Saanin, 1984).
Ikan Gabus
Menurut Kotelat et al (1993) Ikan gabus mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kelas: Pisces, Ordo: Channadei, Family: Channidae, Genus: Channa, Spesies: Channa striata.
Weber Dan Beaufort (1992), sertaSaanin (1984)Mengklasifikasikan Ikan Gabus (Channa striata)
dalam kelas Osteichthyes, ordo Labirinthici, Sub Ordo Ophiochepaloide,
famili Ophiocephilidae, dan genus Ophiochepalus serta spesies Ophiochepalus striatus.
Ikan
Gabus termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces,
Ordo Ophiochephaloidae, Famili Ophicepholidae, Genus Channa dan Spesies Channa striata (Saanin, 1968).
Djuhanda (1981),mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata)
memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin
menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung
lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45
jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27
jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17
jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat
mencapai 100 cm.
Kottelat et al (1993), Menyebutkan bahwa ikan gabus mempunayai warna gelap danseluruh tubuhnya ditutupi dengan sisik. Di bagian dadanya kulit tubuhnya berwarna putih.
Ikan Merah
belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh panjang D
VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya
didasar perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya
dimuara-muara sungai besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas,
putih perak bagian bawah. Siripnya agak gelap. Perbedaanya dengan bawal
hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini termasuk ikan
ekonomis yang banyak dijual dipasar-pasar(Saanin, 1984).
Ikan Gabus
Menurut Kotelat et al (1993) Ikan gabus mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kelas: Pisces, Ordo: Channadei, Family: Channidae, Genus: Channa, Spesies: Channa striata.
Weber Dan Beaufort (1992), sertaSaanin (1984)Mengklasifikasikan Ikan Gabus (Channa striata)
dalam kelas Osteichthyes, ordo Labirinthici, Sub Ordo Ophiochepaloide,
famili Ophiocephilidae, dan genus Ophiochepalus serta spesies Ophiochepalus striatus.
Ikan
Gabus termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces,
Ordo Ophiochephaloidae, Famili Ophicepholidae, Genus Channa dan Spesies Channa striata (Saanin, 1968).
Djuhanda (1981),mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata)
memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin
menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung
lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45
jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27
jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17
jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat
mencapai 100 cm.
Kottelat et al (1993), Menyebutkan bahwa ikan gabus mempunayai warna gelap danseluruh tubuhnya ditutupi dengan sisik. Di bagian dadanya kulit tubuhnya berwarna putih.
Ikan Merah
SAANIN (1984)mengklasifikasikan ikan merah ke dalam Ordo Acantopterygii, famili lutianidae, Genus Lutianus, dan spesies Lutianus erypthopterus. Dan ikan merah (Lutianus erythropterus) berhabitat di air tawar.
Daerah penyebaran Ikan Merah (Lutianus erythropterus) ialah di perairan pantai seluruh Indonesia, meluas ke utara sampai TI. Benggala, TI. Siam, sepanjang pantai, laut cina selatan, ke selatan sampai perairan tropis Australia. Perikanan dan aspek ekonomi ikan merah (Lutianus erythroterus) tergolong ikan demersial (dasar). Penangkapan dengan pancing, trawl
dasar, bubu. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering. Harga sedang (SARDJONO, 1979).
Ikan Sepat Rawa
Ikan
Sepat Rawa merupakan kelompok ikan yang mempunyai pernafasan tambahan
berupa tulang tipis yang berlekuk-lekuk eperti buangan karang yang
disebut Labirin dengan menggunakan dan mengambil oksigen langsung dari
udara. Sebagian
dapat membangun karang berbusa yang berguna untuk menyimpan telurnya di
dalam mulut. Warna tubuh ikan ini dipengaruhi oleh jenis kelamin
reproduksi dan umurnya. Sirip punggung lebih kecil dari pada sirip
dubur, mempunyai 6-8 jari-jari keras dan 8-10 jari-jari lunak. Sirip
duburnya mempunayi 10-12 jari-jari keras 33-38 jari-jari lunak. Sirip
perut memiliki 1 jari-jari keras dan 3-4 jari-jari lunak, satu
diantaranya menjadi alat peraba yang panjang seperti ijuk. Sirip dada
mempunyai 9-10 jari-jari lunak. Terkadang pada bagian sirip punggung
dan sirip ekor yang lunak ada bulatan hitam. (Djuhanda, 1981).
Ikan Kapas-kapas
Rahardjo
(1980) mengatakan bahwa secara taksonomi ikan kapas-kapas
diklasifikasikan kedalam ordo Percomorphi, famili Gerreidae, genus
Geres, spesies Geres punctatus
Saanin (1984) mengungkapkan klasifikasi ikan kapas-kapas dengan ordo Percomorphi, familli Leiognathidae, genus Geres dan Species Geres punctatus.
Kemudian Hasibuan (1998) juga menyatakan ikan kapas-kapas merupakan
kelompok ikan yang memiliki ukuean tubuh yang relatif kecil, bentuk
tubuh pipih dan kepala meruncing, dengan mulut yang agak runcing kedepan.
Ikan Ompok
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus) merupakan ikan air tawar yang tergolong kedalam Famili Siluridae. Jenis-jenis
ikan ini sudah dikenali sebagian masyakat yang berada dikawsan Sunda
plat. Akan tetapi nama yang diberikan kepada ikan selai sangat
berfariasi dengan asal dimana jemnis-jenis Ikan Ompok ini di dapat
(Pulungan, 1985).
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus)mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut bentuk penampang punggung agak cembung dengan
bentuk pipih memanjang dibedakan dari semua jenis, Ompok hypopthalmuskepalanya pnjang 4,6-5,3 kali lebih pendek dari panjang
standar,sungut-sungutnya memendek , kira-kira sampai setengah atau
sepanjang diameter mata,sirip dada jauh lebih pendek dari peda kepala,
rahang bawah meruncing melampaui rahang atas, ketika mulut ditutupi
sirip punggung tidak terdapat (Weber dan Debeaufort, 1916; Saanin,
1984; Kottelatet al, 1993).
Ikan
Ompok danau merupakan salah satu jenis ikan selais yang ada di Riau dan
termasuk jenis ikan air tawar yang hidup di sungai, anak sungai dan
danau (oxbow lake) yang terdapat disekitar aliran sungai utama di
daerah Riau (Pulungan et al, 1985).
Ikan Pantau
Daerah penyebaran Ikan Merah (Lutianus erythropterus) ialah di perairan pantai seluruh Indonesia, meluas ke utara sampai TI. Benggala, TI. Siam, sepanjang pantai, laut cina selatan, ke selatan sampai perairan tropis Australia. Perikanan dan aspek ekonomi ikan merah (Lutianus erythroterus) tergolong ikan demersial (dasar). Penangkapan dengan pancing, trawl
dasar, bubu. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering. Harga sedang (SARDJONO, 1979).
Ikan Sepat Rawa
Ikan
Sepat Rawa merupakan kelompok ikan yang mempunyai pernafasan tambahan
berupa tulang tipis yang berlekuk-lekuk eperti buangan karang yang
disebut Labirin dengan menggunakan dan mengambil oksigen langsung dari
udara. Sebagian
dapat membangun karang berbusa yang berguna untuk menyimpan telurnya di
dalam mulut. Warna tubuh ikan ini dipengaruhi oleh jenis kelamin
reproduksi dan umurnya. Sirip punggung lebih kecil dari pada sirip
dubur, mempunyai 6-8 jari-jari keras dan 8-10 jari-jari lunak. Sirip
duburnya mempunayi 10-12 jari-jari keras 33-38 jari-jari lunak. Sirip
perut memiliki 1 jari-jari keras dan 3-4 jari-jari lunak, satu
diantaranya menjadi alat peraba yang panjang seperti ijuk. Sirip dada
mempunyai 9-10 jari-jari lunak. Terkadang pada bagian sirip punggung
dan sirip ekor yang lunak ada bulatan hitam. (Djuhanda, 1981).
Ikan Kapas-kapas
Rahardjo
(1980) mengatakan bahwa secara taksonomi ikan kapas-kapas
diklasifikasikan kedalam ordo Percomorphi, famili Gerreidae, genus
Geres, spesies Geres punctatus
Saanin (1984) mengungkapkan klasifikasi ikan kapas-kapas dengan ordo Percomorphi, familli Leiognathidae, genus Geres dan Species Geres punctatus.
Kemudian Hasibuan (1998) juga menyatakan ikan kapas-kapas merupakan
kelompok ikan yang memiliki ukuean tubuh yang relatif kecil, bentuk
tubuh pipih dan kepala meruncing, dengan mulut yang agak runcing kedepan.
Ikan Ompok
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus) merupakan ikan air tawar yang tergolong kedalam Famili Siluridae. Jenis-jenis
ikan ini sudah dikenali sebagian masyakat yang berada dikawsan Sunda
plat. Akan tetapi nama yang diberikan kepada ikan selai sangat
berfariasi dengan asal dimana jemnis-jenis Ikan Ompok ini di dapat
(Pulungan, 1985).
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus)mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut bentuk penampang punggung agak cembung dengan
bentuk pipih memanjang dibedakan dari semua jenis, Ompok hypopthalmuskepalanya pnjang 4,6-5,3 kali lebih pendek dari panjang
standar,sungut-sungutnya memendek , kira-kira sampai setengah atau
sepanjang diameter mata,sirip dada jauh lebih pendek dari peda kepala,
rahang bawah meruncing melampaui rahang atas, ketika mulut ditutupi
sirip punggung tidak terdapat (Weber dan Debeaufort, 1916; Saanin,
1984; Kottelatet al, 1993).
Ikan
Ompok danau merupakan salah satu jenis ikan selais yang ada di Riau dan
termasuk jenis ikan air tawar yang hidup di sungai, anak sungai dan
danau (oxbow lake) yang terdapat disekitar aliran sungai utama di
daerah Riau (Pulungan et al, 1985).
Ikan Pantau
IkanPantau (Rasbora borneesis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-sungai (air tawar).
Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk
cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak bersatu hubungan sirip dada
dan sirip perut abdominal,sisik berbentuk cycloid, tidak berbahaya (Saanin, 1968).
Menurut Saanin (1995)mengklasifikaikan
ikan sardin berdasarkan sistem bleeker yatu:phylum chordata, kelas
piscas, sub kelas teleostei, ordo percomorfes, sub ordo combroidea,
famili serranidae, genus Sardinella, spesies Sardinella sirin.
Ikan Sardin
Ikan Sardin (Sardinella sirin).
Merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromidae yang berkerabat
dengan keluarga Carangidae, bentuk badan panah dengan badan yang
rendah. Merupakan ikan herbivora yang cenderung bersifat omnivora,
selain suka melahap tumbuhan air, ia juga suka memakan udang atau
ikan-ikan kecil dan hewan-hewan air lainnya. (Djuhanda, 1981).
Ikan
Sardin memiliki bentuk mulut non protaktil dengan ukuran sedang ,
Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan sisi bawah bola mata, tubuh
berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk sempurna dan terletak
dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut, sirip dada
dibawah linea lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor
berbentuk bulan sabit (Saanin, 1986).
Ikan Patin
Ikan patin (Pangasius pangasius)
merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi yang cukup di
kenal masyarakat (Cahyono, 2000). Kottelat et al (1993), menyebutkan
bahwa ikan patinmempunyai warna gelap dan tidak bersisik.
Ikan
adalah bahan pangan yang mudah sekali rusak dan busuk, terutama dalam
keadaan segar ikan cepat sekali mengalami biokimia sehingga mutunya
akan berkurang (Hadiwiyoto, 1993).
Ikan Barau
Klasifikasi dari ikan barau yaitu ordo Cypriniformes, famili Cyprinidae, genusHampala dan spesiesHampala macrolepidota. Ciri-ciri
ikan barau yaitu bentuk tubuh bilateral simetris, mempunyai satu pasang
sungut. Warna tubuh keperak-perakan, punggungnya berwarna gelap,
mempunyai bercak hitam diantara sirip punggung. (Kotelat et al, 1993).
Ikan Tongkol
Ikan
Tongkol yang merupakan ikan pelagis dan perenang cepat ini mempunyai
kepala simetris, bentuk tubuhnya seperti cerutu, dan memiliki kulit
yang licin. Sisiknya dari jenis sikloid. Sirip punggung ada dua yang
letaknya berdekatan. Gurat sisi berjalan di sebelah atas daripada sirip
dada. Sirip dada melengkung, ujungnya tirus dan pangkalnya lebar. Sirip
ekor bercagak dua dengan kedua ujungnya yang panjang, dan pangkalnya
bulat kecil. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada
pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat
dilipat masuk ke dalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil
daya gesekkan dari air pada waktu ikan tersebut sedang berenang cepat
(Djuhanda, 1981).
Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk
cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak bersatu hubungan sirip dada
dan sirip perut abdominal,sisik berbentuk cycloid, tidak berbahaya (Saanin, 1968).
Menurut Saanin (1995)mengklasifikaikan
ikan sardin berdasarkan sistem bleeker yatu:phylum chordata, kelas
piscas, sub kelas teleostei, ordo percomorfes, sub ordo combroidea,
famili serranidae, genus Sardinella, spesies Sardinella sirin.
Ikan Sardin
Ikan Sardin (Sardinella sirin).
Merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromidae yang berkerabat
dengan keluarga Carangidae, bentuk badan panah dengan badan yang
rendah. Merupakan ikan herbivora yang cenderung bersifat omnivora,
selain suka melahap tumbuhan air, ia juga suka memakan udang atau
ikan-ikan kecil dan hewan-hewan air lainnya. (Djuhanda, 1981).
Ikan
Sardin memiliki bentuk mulut non protaktil dengan ukuran sedang ,
Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan sisi bawah bola mata, tubuh
berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk sempurna dan terletak
dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut, sirip dada
dibawah linea lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor
berbentuk bulan sabit (Saanin, 1986).
Ikan Patin
Ikan patin (Pangasius pangasius)
merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi yang cukup di
kenal masyarakat (Cahyono, 2000). Kottelat et al (1993), menyebutkan
bahwa ikan patinmempunyai warna gelap dan tidak bersisik.
Ikan
adalah bahan pangan yang mudah sekali rusak dan busuk, terutama dalam
keadaan segar ikan cepat sekali mengalami biokimia sehingga mutunya
akan berkurang (Hadiwiyoto, 1993).
Ikan Barau
Klasifikasi dari ikan barau yaitu ordo Cypriniformes, famili Cyprinidae, genusHampala dan spesiesHampala macrolepidota. Ciri-ciri
ikan barau yaitu bentuk tubuh bilateral simetris, mempunyai satu pasang
sungut. Warna tubuh keperak-perakan, punggungnya berwarna gelap,
mempunyai bercak hitam diantara sirip punggung. (Kotelat et al, 1993).
Ikan Tongkol
Ikan
Tongkol yang merupakan ikan pelagis dan perenang cepat ini mempunyai
kepala simetris, bentuk tubuhnya seperti cerutu, dan memiliki kulit
yang licin. Sisiknya dari jenis sikloid. Sirip punggung ada dua yang
letaknya berdekatan. Gurat sisi berjalan di sebelah atas daripada sirip
dada. Sirip dada melengkung, ujungnya tirus dan pangkalnya lebar. Sirip
ekor bercagak dua dengan kedua ujungnya yang panjang, dan pangkalnya
bulat kecil. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada
pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat
dilipat masuk ke dalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil
daya gesekkan dari air pada waktu ikan tersebut sedang berenang cepat
(Djuhanda, 1981).